Program Intervensi Kemiskinan Ekstrem Mengacu DTKS atau P3KE

oleh -94 Dilihat
Program Intervensi Kemiskinan Ekstrem Mengacu DTKS atau P3KE
FOTO : Desa Lombok Barat salah satu lokasi Adat Terpencil di Parigi Moutong (Isra Labudi)

Parigi Moutong, Saurus Trans Inovasi – Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2022 tentang Percepatan  Penghapusan Kemiskinan Ekstrem yang menargetkan angka 0 persen di tahun 2024 ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Parigi Moutong dengan mengeluarkan Instruksi Bupati tentang Penurunan Kemiskinan Ekstrem.

“Sebagai kebijakan pemerintah pusat berarti kita harus tindaklanjuti juga di daerah. Perintah  presiden bahwa kemiskinan ekstrem itu 0 persen di 2024,” tutur Novi Banda, Kepala Bidang Ekonomi pada Bappelitbangda Kabupaten Parigi Moutong.

Ia mengatakan,  hasil rapat koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)  pada akhir 2022 lalu menyepakati bahwa angka kemiskinan ekstrem untuk Kabupaten Parigi Moutong yang ditargetkan yaitu mendekati 0 persen.

“Kami menyepakati angkanya mendekati 0 persen, karena kalau dalam satu tahun kita menurunkan angka kemiskinan ekstrem yang sekarang berada di 6 persen menjadi 0 persen itu tidak mudah,” ungkap Novi.

Lanjutnya, terkait kemiskinan ekstrem, TKPKD memulai dari pemutakhiran, yang dilanjutkan dengan verifikasi dan validasi data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), sambil program pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tetap berjalan.

“Ada 19 OPD ditambah camat dan kepala desa untuk Inbup Parigi Moutong yang menindaklanjuti Inpres. Ini kami buat tahun kemarin dengan harapan semua OPD melaksanakan program kegiatan itu berdasarkan instruksi yang ada. Misalnya, untuk menetukan penerima suatu program, mereka harus menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)  atau data P3KE. Jadi, penerima program adalah mereka yang masuk dalam data P3KE atau DTKS,” jelasnya.

Novi menjabarkan, bedasarkan data  Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) terdapat lima kecamatan di Kabupaten Parigi Moutong yang masuk dalam kategori kemiskinan ekstrem yaitu, Kecamatan Palasa, Tinombo, Tinombo Selatan, Sidoan, dan Tomini dengan jumlah total 32.569 jiwa.

“Data yang kami dapat dari TNP2K, kemiskinan ekstrem kita itu ada di 32 ribu jiwa.  Selanjutnya,  dari Menko PMK yang mengeluarkan data by name by adressnya, kemudian data P3KE,” terangnya.

Ia melanjutkan jumlah 32.569 jiwa tersebut ada di desil 1, yaitu rumah tangga yang masuk dalam kelompok 1-10 persen dan merupakan tingkat paling rendah kesejahteraannya secara nasional.

“Jumlah ini dari TNP2K menghitung secara agregat, tapi mereka meminta kami, setiap daerah mengintervensi kemiskinan ekstrem itu di desil 1. Jadi, yang dianggap kemiskinan ekstrem itu adalah desil 1,” bebernya.

Lanjut dia, data kemiskinan Kabupaten Parigi Moutong berdasarkan P3KE menunjukkan bahwa yang masuk dalam di desil 1 yang berarti tergolong dalam kemiskinan ekstrem yaitu 69.451 jiwa, sedangkan  data P3KE Kemenko PMK 2022, jumlahnya 32.569 jiwa.

Terkait intervensi program penanganan kemiskinan yang sudah dilakukan, Novi mengakui program OPD sudah tepat sasaran.

“Tapi, terkadang kita melihat misal dalam 1 kelompok tani. Dalam Poktan itu tidak bisa masyarakat miskin semua. Harus ada pemicu misalnya ketua, sekretaris, yang tidak masuk dalam DTKS atau P3KE. Jadi, memang dalam setiap kelompok tetap harus mengakomodir saudara kita yang masuk dalam data P3KE atau DTKS. Seperti itulah salah satu program kegiatan dinas dalam mengintervensi,” tutupnya.

Baca juga https://saurustv.id/2023/01/31/alfres-harus-didukung-regulasi-atasi-kemiskinan-parigi-moutong/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *