Regional, Saurus Trans Inovasi – Setiap 8 September 2023 adalah Hari Literasi Internasional ke-56. Ini diselenggarakan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Selama pandemi COVID-19, penelitian menunjukkan bahwa keterampilan literasi (melek huruf) menurun di seluruh dunia. Menurut situs resmi UNESCO, 763 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki keterampilan literasi dasar pada tahun 2020. Pada tahun 2022, jumlahnya menjadi 771 juta.
Untuk melawan kecenderungan ini, Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) menawarkan program untuk mengajarkan keterampilan membaca dan menulis kepada anak-anak dan orang dewasa, sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Kitab Suci mereka.
Mulai tahun 1940-an, Saksi-Saksi terus menyelenggarakan kelas melek huruf gratis di seluruh dunia menggunakan alat bantu belajar berjudul Belajar Membaca dan Menulis dan Teruslah Bersungguh-sungguh dalam Membaca dan Menulis.
”Membaca menyatukan masyarakat dan keluarga. Tapi manfaat terbesar dari membaca adalah bisa memahami pesan tertulis dari Sang Pencipta kepada umat manusia, tanpa hal itu, kita akan kesulitan dalam mempelajari isi Kitab Suci,” kata Juru Bicara Regional, Eric Yusuf.
Menurutnya, Saksi-Saksi juga memanfaatkan buku pelajaran seperti Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis dan Teruslah Bersungguh-sungguh dalam Membaca dan Mengajar di program pertemuan mingguan mereka. Bahkan selama pandemi, ketika pertemuan mereka terutama diadakan melalui konferensi video, keluarga-keluarga terus memperoleh manfaat dari petunjuk dalam buku-buku ini.
Robby dan Sherly dari Sorong, Papua Barat, mendorong anak-anak mereka untuk tidak mengabaikan keterampilan literasi mereka.
”Anak kami dapat membaca dengan lebih baik karena menerapkan pelajaran dari buku Teruslah Bersungguh-sungguh dalam Membaca dan Mengajar,” kata Robby.
Sementara Sherly menambahkan, karena program pendidikan itu anak mereka jadi cepat tanggap dan lancar membaca di sekolah.
”Anak kami jadi lebih cepat tanggap dan paling lancar membaca di sekolah. Dia juga menjadi anak yang lebih percaya diri dan berani sewaktu menyampaikan tugas presentasi di kelas,” kata Sherly.
Kiki dari Tomohon, Sulawesi Utara, mengatakan bahwa dia mendapat manfaat dari pelatihan yang diberikan pada pertemuan tengah pekan Saksi-Saksi Yehuwa.
”Dulu saya takut dan gugup kalau harus berbicara di depan umum. Namun dengan adanya pelatihan di pertemuan tengah pekan, saya sekarang jadi lebih berani dan percaya diri sewaktu harus berbicara atau membaca di depan umum,” ungkapnya.
Masyarakat diundang untuk menghadiri pertemuan Saksi-Saksi Yehuwa. Tidak ada kolekte. Mereka yang hadir diajar caranya meningkatkan keterampilan literasi mereka dengan tujuan belajar lebih banyak tentang Kitab Suci. Semuanya gratis dan tidak diperlukan pendaftaran. Perincian tentang kapan dan di mana pertemuan ini diadakan, serta artikel tentang upaya Saksi-Saksi Yehuwa untuk menggalakkan melek huruf, tersedia di jw.org, situs web resmi Saksi-Saksi Yehuwa.
(Sumber : Jubir Regional SSY Indonesia)